January 02, 2012

Because I Love You More (Part 1)

Tittle : Because I Love You More
Creation by: Pradana Wulandari
Genre : Romance
Category: teen

"Kamu serius? Kamu benar-benar pacaran dengan cowok macam Michael?" tanya Cindy kepadaku. Mungkin dia agak shock ketika tau aku sudah berpacaran dengan Michael. Cepat-cepat kututup mulutnya dengan kedua tanganku.

"Sssssh! Cindy, jangan keras-keras dong!" bisikku sambil memberi muka panik.

"Oke, maaf yang sebelumnya. Tapi Gab, dia itu seorang playboy, PLAYBOY!" Cindy meninggikan suaranya di bagian akhir kalimat.

"Michael sudah berjanji kepadaku kalau dia tidak akan berbuat macam itu lagi. Aku percaya kepadanya dan ini sudah 3 minggu sejak hari pertama aku berpacaran dengannya. Dia benar-benar menepati janjinya, kok" aku membalas perkataan Cindy dengan yakin.

"Haloooo! Gabby, di mana-mana cowok yang playboy nggak akan mengakui ke-playboy-annya lah. Kamu ini polos atau bodoh sih?" Cindy bersikap tidak mau kalah.

Aku hanya menundukkan kepalaku. Seakan sibuk menatap lantai. Aku tidak berniat bertengkar dengan Cindy. Lebih-lebih untuk masalah yang cukup sepele seperti ini. Aku dan Cindy sudah berteman sejak SD, jadi aku tau Cindy hanya mengharapkan yang terbaik buatku. Hanya saja, kau tau? Sejak aku masuk SMA aku sudah menyukai Michael. Itu saja.

Cindy menarik kursinya dan duduk tepat di sebelahku. Untuk sesaat dia menghelai nafas panjang. "Aku tau kalau Michael itu nyaris sempurna. Dia tampan, jago olahraga, dan nilainya selalu di peringkat atas. Hanya saja kau tau, aku hanya ingin yang terbaik untukmu. Aku hanya tidak ingin kamu disakiti oleh orang sebrengsek dia. Kau tau kan banyak cewek-cewek di luar sana yang sudah ia sakiti? Dan kamu baru memberi tau aku tentang ini setelah 3 minggu berpacaran" katanya pelan.

Aku menatap Cindy. "Aku tau. Thanks sudah mengkhawatirkan aku" jawabku pelan- lebih tepatnya berbisik. "Maaf aku tidak memberi tahumu di awal".

Cindy tersenyum kecil padaku. "Well baiklah kalau kau benar-benar menyukai dia. Tapi kalau dia menyakitimu, jangan ragu untuk menceritakan hal itu padaku. Akan kuhajar dia dengan sekuat tenaga".

Aku tertawa kecil. "Kau sahabat yang sangat baik, Cindy"
***
"Gab, hari ini kamu ada waktu luang tidak?" tanya Michael saat kami melewati gerbang sekolah.

Aku berpikir sejenak dan lalu menggelengkan kepalaku. "Sepertinya tidak" jawabku.

Kini giliran Michael yang diam. "Hmm..., bagaimana kalau besok? Atau lusanya?" 

Aku tertunduk. Seminggu lagi adalah ulang tahun Michael dan aku ingin menyiapkan hadiah untuknya. Aku butuh waktu cukup untuk menentukan apa hadiah itu pantas atau tidak untuk dia. "Seminggu ke depan sepertinya tidak. Aku... aku harus menemani sepupuku di rumah. Dia menginap di rumahku untuk seminggu ini" jawabku mengada-ada.

Michael menatapku. "Well, mungkin lain kali saja" katanya lalu menatap ke depan lagi.

kami sampai di halte saat hujan rintik turun. Kebetulan, bus yang melewati rumahku datang pada saat itu juga. Aku melambaikan tanganku pada Michael dan dia balas melambaikan tangannya juga dengan senyuman. "Take care, Gabby".

Aku duduk di bangku yang persis bersebelahan dengan kaca. Aku ingin melihat wajahnya lebih lama lagi. Sejujurnya, aku merasa tidak enak hati berbohong pada Michael, tapi aku ingin agar kado yang nanti kuberikan padanya adalah yang terbaik dan aku ingin agar rencanaku tidak tercium olehnya.
***
Hari ini adalah hari ketiga sejak hari itu. Ya, sejak hari itu dia tidak dapat pulang bersamaku untuk pulang bersama. Aku melirik arlojiku dan waktu sudah menunjukkan 15 menit sejak aku menunggunya di depan gerbang sekolah. Aku lalu melangkah pergi meninggalkan sekolah. Sepertinya Michael benar-benar sibuk dengan kegiatan klubnya akhir-akhir ini.

Sebenarnya aku memiliki firasat jelek tentang hal ini meski Michael tetap mengirimiku e-mail dan menelfonku sebelum tidur. Tapi aku lebih memilih untuk mengabaikan pikiran-pikiran seperti itu. Aku melewati halte tempat biasanya aku naik bus. Hari ini aku sudah menyiapkan agenda untuk membeli kado untuk Michael. 

Aku melangkah masuk ke sebuah toko. Melihat dengan seksama beberapa barang yang namanya kutulis dalam daftar membandingkan barang-barang itu satu sama lain. Tapi, tetap saja aku merasa ada yang salah dengan barang-barang itu. Mungkin memang lebih baik jika aku membuatkannya kue ulang tahun. Pada akhirnya aku hanya membeli bahan-bahan untuk membuat kue.  

Aku berjalan menuju kasir dan meletakkan belanjaanku di meja kasir. "Semuanya 11 dollar" kasir itu menyebutkan total harga belanjaanku. Aku membayar sesuai dengan harga yang ia sebutkan dan berjalan ke luar toko. Aku tersenyum memandang bahan-bahan kue tadi dan membayangkan kue yang akan kubuat nanti disukai Michael. 

Aku memandang lurus ke depan untuk mampir di sebuah rumah makan cepat saji dan seketika senyumku lenyap. Michael ada di sana...dan dia bersama cewek lain.
***

No comments:

Post a Comment